Apa Niat Kita Membangun Masjid?

Orang-orang munafik rupanya menyadari bahwa salah satu kunci kekuatan umat Islam adalah ketika kaum muslimin itu membangun persatuan yang berpusat di masjid. Karena itu, mereka bermaksud menghancurkan kekuatan umat Islam melalui masjid pula. Maka merekapun membangun masjid yang letaknya tidak jauh dari masjid Quba yang dahulu dibangun oleh Rasulullah saw. Bangunan masjid yang mereka bangun ini nampak lebih besar dan lebih bagus.
Untuk menutupi maksud busuk mereka dalam membangun masjid, merekapun tidak segan-segan memohon kepada Nabi saw agar bersedia meresmikan masjid itu. Namun beliau mengatakan bahwa sekarang ini kami sedang bersiap-siap untuk perang, yakni perang Tabuk, nanti saja saya ke sana setelah usai perang.
Ketika perang telah selesai dengan kemenangan bagi kaum muslimin, Rasulullah saw bersama para sahabat bermaksud memenuhi janjinya untuk meresmikan masjid di daerah Quba itu dengan melaksanakan shalat berjamaah, tapi Allah swt segera menurunkan ayat yang artinya: Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada oran-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: “Kami tidak menghendaki selain kebaikan”. Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu shalat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan di atas dasar taqwa (masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih berhak kamu shalat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih (QS At Taubah [9]:107-108).
Setelah turun ayat ini, Rasulullah saw tidak jadi datang ke masjid itu guna menunaikan shalat berjamaah sebagai tanda peresmian, tapi beliau utus beberapa sahabat untuk menghancurkan masjid itu dan membakar puing-puingnya. Inilah yang kemudian disebut dengan masjid dhirar, yakni masjid yang dibangun untuk membawa keburukan dan perpecahan bagi kaum muslimin.

Hikmah dari kisah ini adalah:

1. Masjid harus dibangun karena memang kebutuhan sehingga jarak antara satu masjid dengan masjid lainnya harus agak berjauhan.
2. Membangun masjid harus didasari pada ketaqwaan, bukan karena kekesalan dengan orang lain, ketokohan, persaingan, perbedaan pendapat dan motivasi buruk lainnya.

0 komentar:

Post a Comment